Didesain oleh SOM dan Craig Hartman,sebagai
partner desain, 226.000 kaki2 kompleks katedral pada tanah seluas
2,5 are dipergunakan mix-used
termasuk klinik, pusat konferensi, dan kantor administrasi untuk area keuskupan.
Courtyard interior dengan skylight-nya membuat ruang bawah tanah
mendapatkan cahaya matahari. Disekeliling bangunan utama terdapat ruang arsip,
rumah pendeta, toko gereja, dan kafe, sementara
mousoleum (makam besar dan
indah) ditempatkan di bawah ruang ibadah.
Alasan penggunaan kayu sebagai
material utama katedral adalah karena kayu merupakan ‘material hidup’ yang
terbaik untuk membuat suasana ruang menjadi intim dan monumental. Katedral
tersebut menggunakan struktur rangka yang terbuat dari sejenis tumbuhan cemara
Douglas yang dilaminasi dan dilengkungkan sehingga membentuk kurva. Ruang dalam
setinggi 106 kaki terdiri dari sepasang dengan masing-masing 13 rangka kayu
vertikal yang melengkung dan melancip pada kedua ujungnya dan disambung ke
dinding beton dengan sambungan pin. Pada bagian atas ruang ibadah, disekeliling
perimeter skylight berbentuk oculus (berbentuk seperti mata), sejenis
lingkaran mengikat rangka-rangka tersebut. Kisi-kisi kayu horisontal terbentang
diantara elemen vertikal, mengurangi panjang penyangga dan membantu mengontrol
penetrasi sinar matahari. Kulit eksterior katedral disokong oleh rangka
laminasi berbentuk kerucut. Kabel baja tegang diagonal menghubungkan
rangka-rangka satu sama lain sementara kabel baja horisontal mengaitkan rangka
tersebut pada rangka bagian dalam.
Ruang setinggi orang merayap diantara
ruang ibadah dengan ruang makam berfungsi membantu sistem ventilasi agar saat
dibutuhkan pemanas, udara panas dapat bersirkulasi pada ruangan tersebut lewat
pipa sehingga lebih efisien daripada mengalirkan udara dari atas (ruang
ibadah).
Mengenai sirkulasi pengunjung, pengunjung
katedral dapat menaiki ramp beton menuju gerbang masuk utama. Di sana terdapat
Jendela Alfa (menyimbolkan permulaan) pada busur Gothic yang ditopang oleh sistem steel framing berbentuk tabung.
Kaca laminasi dilapisi dengan panel aluminium untuk mengontrol pencahayaan.
Setelah melewati tempat baptis di pintu masuk pengunjung memasuki ruang ibadah.
Kursi gereja berbentuk lengkung yang hangat dari kayu oak merah dan kisi-kisi
dari kayu cemara Douglas sebagai
dinding dalam, penerangan panel aluminium pada Jendela Alfa, dan pualam putih Carrara pada altar membentuk ruang
dengan suassana yang dramatis. Jika melihat ke arah utara menuju Jendela Omega,
pengunjung akan menemukan gambar Christ
setinggi 58 kaki dari sclupture pada Royal Portal yaitu pada fasade barat Chartres. Gambar tersebut dibentuk dari
lubang laser-cut di panel aluminium dan di belakangnya terdiri atas kaca
laminasi dengan lapisan bening. Kanopi kayu Douglas
mengapit altar, mengindikasi dimana bagian yang terpenting diletakkan (altar).
Pada sudut kapel di dalam dinding
tempat penyimpanan disekeliling ruang ibadah dapat dilihat karya seni religius.
Pengunjung dapat menuruni tangga selatan ke makam untuk mengikuti jalur aksial
menuju panggung tempat mayat di bawah ruang ibadah. Cahaya masuk ke dalam
ruangan melewati lantai kaca dari altar.
Pencahayaan, ruang dan keseluruhan
kualitas arsitektonik katedral membuat pensuasanaan religius tanpa mengurangi
tingkat kualitas karya seni dalam berarsitektur. Arsitekturnya termasuk
modernism tetapi juga bertumpu pada arsitektur tradisional religius seperti
denah konsentrik yang terinspirasi dari kapel Renaissance atau manipulasi cahaya dari Gereja Baroque. Semangat, spiritual, inovatif: katedral yang
mengingatkan pada keagungan tipologi pada masa lampau.
Artikel ini ditulis oleh Suzanne
Stephens dengan setting pakar berdasarkan pengetahuan dan kesetaraan sebab
diamati dengan latar belakang seperti pakar. Contohnya saat mengutarakan
mengenai hubungan bangunan dengan arsitektur zaman Renaissance dan Baroque.
Dari jeisnya, artikel ini termasuk deskriptif depiktif karena banyak
menguraikan fenomena fisik dan kontekstual karena juga menjelaskan mengenai
konteks sejarah yang mempengaruhi desain.
Picture: http://studio83.co.za/news/2012/03/28/3413
Tidak ada komentar:
Posting Komentar