-
Lokasi : Balai Pemuda, diantara Jalan Pemuda
dan Jalan Yos Sudarso
-
Fungsi : Pusat seni dan budaya Surabaya
-
Batas : Utara> gedung DPRD, Timur> Jalan
Yos Sudarso (GSB 10 m), Barat> SMA VI
Surabaya, Selatan> Jalan Pemuda
(GSB 10 m)
-
Eksisting:
bangunan Belanda Balai Pemuda Barat(Gedung Merah Putih) dan Timur merupakan
cagar budaya dengan klasifikasi A (tidak
boleh diubah fungsi dan bentuk)
2.
Konsep Desain
a.
Tema &
aplikasi (turunan)
Tema yang dipilih
perancang dalam mendesain kompleks teater pertunjukan seni dan budaya ini
adalah INTEGRASI dan KESEIMBANGAN. Dalam
desain ini ditekankan pada
Integrasi dan keseimbangan antara lama & baru,
interior & eksterior, manusia & alam, perkotaan & ruang terbuka,
budaya timur & barat. Aplikasi tema pada konsep desain akan diterangkan
selanjutnya.
b.
Zoning
Bangunan ini secara umum dibagi
menjadi 3 zona besar:
-
zona teater & lobby gallery> terletak
diantara gedung DPRD dan bangunan Balai Pemuda sisi timur. Teater terletak pada
lantai atas, sementara itu lobby gallery terletak pada lantai dasar dan jalan
menuju auditorium. Pemilihan zoning didasari pada kebutuhan akan adanya open
space di bagian tengah site. Hal ini berhubungan dengan perletakan massa yang
akan dibahas lebih lanjut. Selain itu,
-
zona
perpustakaan> terletak di dalam bangunan balai pemuda sisi timur.
-
amphiteater >sebagai tempat pertunjukan
terbuka yang menyatu dengan cafe di
ruang luar.
Selain zona utama
tersebut, terdapat zona service yang terletak diantara bangunan DPRD dengan
gedung teater. Pada zona tersebut terdapat area loading dock dan parkir
service. Zona parkir terdapat di bawah lobby gallery gedung teater (basement
1&2).
c.
Massa
bangunan
Perletakan massa
pada site plan kompleks balai pemuda didasari oleh kebutuhan akan adanya open
space di kompleks tersebut. Maka bangunan Balai Pemuda barat & timur,
teater dan masjid mengitari open space sehingga gedung-gedung tersebut berfungsi menjadi
buffer kebisingan, polusi dan view jalan raya yang padat kendaraan untuk open
space yang berada di tengah-tengah site.
Sementara itu, bentuk
massa bangunan teater berbentuk gabungan
antara persegi panjang dengan setengah lingkaran. Bentuk seperti ini
terinspirasi dari bentuk not balok yang identik
dengan kurva. Transormasi dari
bentuk kurva tersebut tahapannya seperti ini:
(gambar
transformasi not balok menjadi bentuk massa bangunan teater)
Pemilihan massa
seperti itu alasannya adalah untuk mengimbangi bangunan balai pemuda bagian timur
yang mempunyai massa persegi yang menyatu dengan segi delapan kecil pada sudut
yang berhadapan dengan jalan Pemuda dan balai pemuda barat (Gedung Merah
Putih). Agar sesuai dengan tema integrasi dan keseimbangan, massa segi delapan
di sudut balai pemuda tersebut ‘diperbesar’ dan ditempatkan menjadi pusat
bangunan karena ditempatkan berhadapan dengan Jalan Yos Sudarso, jalan mayor
yang menghubungkan Balai Pemuda dengan Balai Kota Surabaya.
Selain itu,
bangunan teater yang diletakkan menempel dengan gsb, berjarak 10 meter dari
jalan Yos Sudarso, walaupun letaknya lebih maju ke jalan jika dibandingkan
dengan DPRD dan balai pemuda timur, tapi karena massanya yang kurva dan dinamis
maka saat berjalan menyusuri Jalan Yos Sudarso, pengguna jalan tetap dapat
‘menikmati’ bangunan tanpa merasa terlalu dekat dan ‘kaget’ akan bangunan yang
dekat dari jalan tersebut. Dengan demikian bentukan massa seperti dijelaskan di
atas sesuai dengan tema awal yaitu integrasi dan keseimbangan, dalam hal ini
antara bangunan eksisting dan baru,serta
antara bangunan dengan lingkungan sekitarnya.
Bangunan masjid dipertahankan
sebab baik massa maupun fasadenya sudah cukup sesuai dan berintegrasi dengan
konteks lingkungan.
Jalur masuk utama pedestrian pada site ada pada Jalan Pemuda berupa drop off dan taman yang telah ada sebelumnya. Saat masuk, pengunjung akan melewati kafe terbuka, di sebelah kanan terdapat perpustakaan (balai pemuda timur) dan sebelah kiri ada teras Gedung Merah putih yang berfungsi sebagai cafe semi terbuka. Jika menyusuri lurus ke depan akan bertemu dengan panggung, amphiteater yang terletak pada satu kawasan, open space area. Sementra itu, jika berbelok ke kanan akan ditemui pasar seni semi-outdoor berupa karya-karya seniman seperi lukisan yang dipajang di koridor antara balai pemuda timur dengan bangunan teater. Di ujung koridor, jika ke sebelah kiri maka akan ditemui entrance bangunan teater dan di bagian kanan terdapa ruang luar yang lapang berfungsi sebagai tempat latihan terbuka untuk teater dan seni lain yang memungkinkan.
Sirkulasi untuk ke
gedung teater dimulai dengan masuk melalui 2 pintu utama setelah sebelumnya
menaiki ramp dari samping kiri-kanan bangunan. Ketika masuk ke gedung teater,
kita akan menemui lobby galeri. Untuk masuk ke auditorium, kita berjalan
menaiki ramp menuju lantai 2 dan masuk melalui kedua pintu masuk auditorium.
Tempat duduk balkon terletak di lantai 3.dan dicapai dengan menggunakan tangga.
Jika pengunjung
teater diantar dengan kendaraan, drop off terletak di sisi site yang menghadap
jalan Yos Sudarso, setelah itu, kendaraan dapat langsung parkir di basement.
Jalur kendaraan ke basement ini dua arah dan mudah dijangkau dari Jalan Yos
Sudarso.
Pintu artis
disediakan pada jalur service yang ada diantara DPRD dengan bangunan teater.
Sirkulasi artis (u ganti baju, ke green room, briefing, dll) berada sekitar
lantai 1 dan lantai 2 bagian barat bangunan dan lantai atas dicapai dengan
menggunakan tangga. Dengan begitu, tidak terjadi perpapasan antara artis
sewaktu persiapan dengan pengunjung. Loading dock terletak di berdekatan dengan
pintu ruang persiapan pameran dan gudang alat musik serta perlengkapan
pertunjukan untuk memudahkan sirkulasi barang. Loading dock dilengkapi dengan
parkir service. Alat musik yang masuk dapat segera disimpan di gudang maupun
ditempatkan langsung ke orchestra pit. Sedangkan peralatan panggung dapat masuk
melalui gudang alat atau dibawa melewati ramp dan masuk melalui bagian barat
dari panggung.
e.
Sistem
Struktur (termasuk bentang lebar & core)
Bangunan teater mempunyai tiga jenis
kolom yaitu kolom kecil (50x50cm) untuk menopang lantai berjarak antar 8 meter,
kolom besar (70x70 cm) untuk menopang
rangka atap pitched roof yang menyangga bentang 32 meter dan kolom- kolom di
bagian barat untuk menopang atap setengah kubah berbentang 14 meter.Selain itu
sebenarnya da satu kolom yang menumpu ketujuh trave atap setengah dome.
Bangunan teater tersebut memiiki tiga
core, yang sepasang berdekatan dengan pintu masuk utama. Core tersebut berisi
kamar mandi dan tangga darurat pada lantai satu hingga lantai 3 (untuk kamar
mandi dan semua lantai termasuk basemen untuk tangga darurat). Letak core yang
sepasang tersebut juga berfungsi menopang ramp dan tangga pengunjung yang
mengelilinginya.
Satu core lagi berada di zona artis.
Di dalamnya terdapat Kamar mandi artis (lantai2) dan kamar mandi pengeola
(lantai 3)
f.
Sistem ME
Cooling Tower dan ruang reservoir air
atas berada di lantai paling atas (lantai 3), Mayoritas ruang-ruang pendukung
ME terletak di basement 1 yaitu ruang genset, chiller, travo. Sementara itu AHU
perlu diletakkan di setiap lantai yang memerlukan adanya penghawaan buatan
yaitu lantai 1 hingga 3. Maka Ruang AHU diletakkan menerus di bagian barat
toilet artis dan pengelola.
Bagian dominan dari
fasade adalah bagian atap yang setengah dome. Atap tersebut jika dilihat dari Jalan Yos Sudarso akan
serasi dengan atap kerucut pada bangunan Balai Pemuda timur. Begitupun detail
segitiga-segitiga yang menghiasi atapnya diilihami dari detail atap Balai
Pemuda. Namun, yang membedakan, pada
fasade bangunan teater tersebut penutup atapnya sirap berwarna cokelat
kemerahan sehingga kesannya lebih Indonesia dan masih senada dengan eksisting.
Untuk mengimbangi
gaya arsitektur Barat, pada desain fasade bangunan atap utamanya (jika dilihat
dari Jalan Yos Sudarso, di belakang atap dome) merupakan pitched roof yang
merupakan transformasi dari atap bangunan DPRD di sisi utaranya, tetapi bentuknya lebih sederhana. Kolom-kolom yang
menyangga atap dome diekspos, mengingatkan pada bangunan kolonial. Dengan
permainan bentuk atap saja, telah terwujud aplikasi dari tema integrasi yaitu
integrasi antara barat dan timur (East meet West).
Atap pendukung di
sisi utara dan selatan bangunan utama teater bentuknya berbeda. Atap sisi
selatan merupakan atap miring yang menutupi teras bawah sehingga orang yang berjalan
diantara Balai Pemuda Timur dan bangunan teater merasa terlindungi karena
bagian atap yang rendah berada di jalan dan skalanya lebih manusiawi. Sementara
itu, atap sisi utara menggunakan atap datar karena bangunan di sisi utara lebih
tinggi (3 lantai) dan hanya ada jalur service di depannya sehingga tidak
terlalu memerlukan kesan manusiawi. Selain itu, atap datar digunakan untuk
mengimbangi fasade dan seolah-olah menjadi penghubung antara bangunan teater
dengan DPRD. Integrasi antar atap dengan teknologi yang berbeda – beda dari
masa yang berbeda sesuai dengan tema integrasi.
Skylight pada atap
dome, bagian tengah yang masif dan bagian pintu utama dan jendea bawah yang
terbuka menjadikan perpaduan yang baik antara masif- terbuka. Jika dilihat
tampak selatan, bangunan teater ini mempunyai kolom-kolom yang berjajar, namun
kesan ini tidak menjadi maskulin karena terimbangi dengan dome lengkung yang
terkesan feminin sehingga tema keseimbangan terdapat pada tampak.
h.
Suasana &
Karakter Sudut-Sudut Istimewa
Spot-spot yang
menarik pada site ini:
1.
Antara
bangunan teater dengan Balai Pemuda Timur
Jalan pedestrian di
spot tersebut sengaja dibuat skala manusia, dengan pohon di tengah jalan
sebagai pengarah. Jika berjalan di sana, di kiri kanan kita dapat melihat
seniman yang mengadakan pameran dan atau menjual karya di sisi-sisi yang
menempel pada balai pemuda maupun pada teras bangunan teater. Pameran jalanan
ini terinspirasi dari Pasar Seni Ancol dimana jalan informal sering menjadi
tempat yang tepat untuk memperlihatkan karya seniman seperti lukisan,
kerajinan, dll sehingga sambil berjalan menuju bagian tengah site/ ke
bangunan teater, pengunjung dapat
membeli maupun hanya melihat-lihat hasil karya anak bangsa.
Panggung ini
terintegrasi dengan backstage bangunan teater. Dari bangunan teater dibuat
pintu yang langsung berhadapan dengan panggung terbuka sehingga setelah melakukan perunjukkan di bangunan teater,
artis dapat langsung menuju panggung terbuka dan sebaliknya. Backstage pun
dapat dipakai kedua pertunjukkan.
3.
Pintu masuk
menuju teater
Jika melihat tampak
dari arah Jalan Yos Sudarso, maka pengunjung akan mencari – cari pintu masuknya
karena pintu tersebut terlindungi oleh pohon cemara kecil yang terletak saling
berhadapan. Pengunjung masuk melalui samping kiri dan kanan bangunan dari arah
Yos Sudarso, menaiki ramp dan ketika masuk, di sisi yang mngarah ke jalan besar
akan disambut oleh kolam kecil dan pohon cemara tersebut sehingga akan tercipta
pengalaman ruang yang menyenangkan serta integrasi antara ruang dalam dan ruang
luar dengan adanya pohon dan kolam.
(sketsa entrance/denah)
4.
. Di sana
terdapat ramp untuk ke lantai 1 dan di samping kanan-kiri ramp terdapat karya-Sirkulasi
gedung teater> dari lantai dasar menuju lantai 2 & lantai 2-3
Saat memasuki
gedung dan ke lantai 2 dengan menggunakan ramp, pengunjung akan merasakan
pengalaman ruang yang sama sekali berbeda dengan saat masuk. Di kanan dan kiri
ramp terdapat dinding yang berfungsi sebagai gallery. Pengunjung dapat melihat
lukisan yang terdapat disana di sepanjang perjaanan menuju auditorium lantai 2,
dengan cahaya matahari sayup-sayup yang datang dari skylight pada bagian atap
membuat suasana ruang menjadi cocok untuk sebuah gallery dan perasaan
pengunjung dibawa masuk ke dalam seni sehingga tidak menyadari perjalanannya yang
panjang ke lantai 2 dan dapat menikmatinya.
Diantara lantai 2
menuju lantai 3, pengunjung menaiki tangga dan pengalaman ruang akan mirip dengan sewaktu menuju auditorium
bawah. Saat pertunjukkan selesai,
pengunjung turun melalui pintu keluar yang ada pada bagian bawah pada audioriumkarya
3 dimensi yang diletakkan pada ruang kosong di samping ramp.
5.
Tempat
latihan terbuka
Di sebelah timur
balai pemuda timur terdapat taman yang dapat digunakan untuk latihan teater
terbuka. Tidak seperti latihan teater biasa yang lebih mengarah ke alam, konsep
tempat latihan teater ini terinspirasi dari keramaian kota besar. Tempat ini
sengaja terletak di sebelah jalan raya yaitu Jalan Yos Sudarso dan Jalan Pemuda
agar orang yang berlatih teater dapat mencoba untuk latihan diiringi dengan
kebisingan kendaraan dan manusia. Maka orang yang berlatih dapat mencoba untuk
mengungguli suara bising tersebut dan tidak perduli akan adanya keramaian
disekelilingnya sehingga olah rasa, vokal, dan konsentrasi dapat terlatih
dengan baik.
i.
Keamanan dan
kenyamanan Pengguna
Desain pada site
ini merupakan universal design
sehingga tiap orang mampu menikmati berjalan dan melakukan kegiatan di atasnya.
Pada bangunan teater, ramp menuju dan dari lantai 2 menjadikan pengguna kursi roda
juga relatif mudah mengakses auditorium dan ikut menonton pertunjukan sebab
rampnya didesain cukup landai terhadap
bidang horizontal (1:11).
Jika terjadi
kebakaran atau gempa yang mengharuskan pengguna harus keluar dari gedung
tersebut secara cepat dan aman, pengguna dapat turun dengan 2 buah tangga
darurat yang terdapat pada core yang berhadapan langsung dengan pintu
auditorium lantai 2 dan 3. Sementara pengguna auditorium bagian bawah turun
melalui ramp yang aman dan m enerus ke lantai 1. Artis dan karyawan pengelola
gedung dapat langsung menuju tangga maupun langsung terjun menggunakan
tali/terowongan menuju panggung atau langsung ke luar gedung melewati
jendela-jendela yang lebar.
(sketsa
penyelamatan gedung bagian pengelola dan pengisi acara & pengunjung)
Pada site sendiri
memungkinkan bagi mobil pemadam kebakaran untuk masuk karena site cukup rata
dan mayoritas terdiri dari rumput dan perkerasan saja sehingga memudahkan
aksses hingga bagian site yang terjauh dari jalan.
j.
Penataan
Ruang Luar
Seperti sudah
diketahui sebelumnya, ruang luar dan ruang dalam pada site ini terintegrasi
yaitu dengan adanya ekses dari backstage langsung ke panggung terbuka dan pintu
utama gedung teater yang berinteraksi dengan pohon-pohon yang berhadapan dengan
pintu masuk.
Pusat dari site ini
adalah adanya panggung terbuka di tengah site yang dapat menampung pertunjukan
terbuka. Pertunjukan tersebut tidak hanya dapat dinikmati oleh pengunjung yang
duduk di amphiteater tetapi juga oleh pengunjung taman dan cafe terbuka maupun
penikmat seni yang sedang melihat-lihat lukisan di koridor Balai pemuda timur -
gedung teater. Panggung tersebut sengaja didesain informal dengan hanya
terbentuk dari kurva yang diangkat.
Penataan
pohon-pohon di site tersebut buka tanpa alasan. Pohon dengan diameter tajuk
besar yang terdapat diantara balai pemuda barat dan timur, yang berhadapan
dengan DPRD, yang berada disekeliling balai pemuda timur , dll berfungsi untuk
memberi batasan antara site dengan lingkungan ssekitarnya tanpa perlu memagari
site tersebut.
Sementara itu,
pohon-pohon yang lebih kecil berfungsi untuk mengarahkan jalan pengunjung.
Pohon-pohon pengarah itu mengarahkan masuk ke bangunan teater, masuk lebih jauh
ke tengah site menuju panggung terbuka dan mengikuti alur koridor Balai pemuda-
gedung teater.
2 pohon besar yang
terdapat berhadapan dengan amphiteater berfungsi sebagai peneduh. Pohon – pohon
besar yang lain juga memikliki fungsi ganda sebagai pohon peneduh.
Penataan rumput
pada site mengikuti pola lingkaran yang semakin ke menjauhi sie semakin besar
dengan pusat lingkaran pada panggung terbuka.
k.
Kekurangan
desain
Kekurangan desain ini
terletak pada bangunan teater sayap selatan lantai 3 yang mempunyai sedikit
ruang kosong. Selain itu, lobby gallery tidak terlalu besar namun karena
dinding disebelah ramp juga berfungsi sebagai gallery maka hal tersebut tidak
terlalu terasa. Drop off yang berada diluar site dan berinteraksi langsung
dengan jalan raya serta jalur ke basement yang dekat dengan jalan raya juga
dapat menyebabkan kemacetan. Namun kemacetan kendaraan antri tersebut tidak
terlalu menggangu jalan karena jalan Yos Sudarso sangat lebar.
Terimakasih infonya. Apakah ada denah ruangannya?
BalasHapusAldi Masella