Kriteria desain
bangunan berkelanjutan:
-
Pemakaian bahan
material yang efisien
Ø c: Bahan material
yang digunakan pada seluruh bagian dari bangunan tersebut harus efisien baik
dari dimana mendapatkannya, bagaimana merekatkan dengan material lain,
pemilihan bekas/baru, termasuk langka/tidak, dll harus efisien
-
Efisiensi energi
Ø c: Penggunaan
energi yang efisien saat membawa material dari tempatnya menuju site, cara
memasang struktur pondasi yang tepat berdasarkan kondisi site, dll
-
Dapat mencegah
polusi (eksternal ke lingkungan maupun internal ke tubuh)
Ø c: Material tidak
mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat merusak kesehatan, material tidak
melepaskan senyawa yang berbahaya untuk lingkungan
-
Harmonis dengan
lingkungan
Ø c: pembangunan tidak menebang banyak pohon,
bahkan menambah pohon eksisting, tidak mendominasi alam, dapat terliaht
menyatu/kontras dengan baik.
-
Pendekatan yang terintegrasi dan sistemik
Ø c: pada
kenyataannya kriteria di atas saling membutuhkan satu sama lain, dapat dilihat
pada bagan di bawah, bukan hanya saat mendesain saja bangunan perlu sustainable
tapi proses dari awal (pra-desain) hingga pembuangan maupun penghancuranya juga
harus dirancang untuk berpedoman pada prinsip sustainable sehingga didapatkan
sustainable secara keseluruhan dari bagian-bagian yang terintegrasi dengan
baik.
Dari kriteria di
atas, bangunan Rumah
Tangkuban Perahu yang dirancang oleh arsitek Adi Purnomo merupakan
bangunan dengan desain
berkelanjutan. Pemilihan
bahannya baik, banyak yang terdiri dari kayu bekas namun karena kayu
semakin lama semakin kuat maka cocok digunakan kembali.Materialnya terdiri dari
bahan yang relatif tidak berbahaya, seperti batu bata, kaca untuk jalusi, kayu
sehingga mampu mencegah polusi. Selain itu juga, material-material tersebut
membuat bangunan terkesan menyatu dengan alam & harmonis. Material yang
digunakan tersebut juga mudah dicari sehingga tidak menghamburkan energi.
Berdasarkan
kriteria yang sama, bangunan Bird Nest yang berada
di China yang didesain Herzog & DeMeuron merupakan bangunan dengan desain tidak berkelanjutan. Pemakaian bahan materialnya sangat boros, stainless steel yang banyak sekali
didatangkan dari berbagai macam negara hanya untuk menutupi satu stadion,
itupun tidak bagian tengahnya. Transportasi antar negara bahkan antar benua
diperlukan hanya untuk mengirim material tersebut. Mengenai harmonisasi dengan
lingkungan dan pencegahan polusi memang belum ada data yang mengarahkan untuk
menjauhi/mendekati kriteria bangunan berkelanjutan, namun jika dibayangkan
begitu besarnya bangunan tersebut, maka banyak sekali tanah yang dikeruk dan makhluk hidup (cacing, tumbuhan)
dalam tanah yang harus pergi dari tempat tinggalnya saat pembangunan
pondasi saja. Jika dipikirkan secara integral, bangunan ini sangat boros, bahkan lama-kelamaan
biaya perawatannya dapat menyamai biaya pembangunannya sehingga ada ide untuk
dihancurkan saja bangunannya.
ref: bahan kuliah seminar, www.aloha.net, www.arch.hku.hk,
www.wikipedia.org, Introduction to
Sustinibility Design. Michigan: 1998.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar