Hamburg airport
yang dikenal juga dengan nama Hamburg-Fuhlsbüttel Airport merupakan airport internasional yang
berada di Hamburg, Jerman. Dibangun
tahun 1994 dan merupakan modernisasi dari
Airport Hamburg
sebelumnya sebagai airport tertua di Jerman. Sekarang airport ini menjadi salah
satu airport tersibuk di Jerman. Bangunannya didesain oleh biro arsitek Jerman,
Von Gerkan & Margt Partner (GMP), yang mempunyai arsitek utama
Meinhard von Gerkan dan Konsten Brauer. Sementara itu untuk strukturnya, Weber,
Poll + Kockjoy menjadi structural
engineer dalam proyek ini.
Struktur
dari Hamburg Airport ini diadaptasi dari bentuk sayap
pesawat terbang. Atapnya berbentuk kurva bergelombang yang menjadi tren bangunan
pada masa 1990-an awal. Atap
Hamburg Airport
menutupi area sepanjang 101 meter dengan 7
truss triangular (pola geometris berbentuk segitiga). Truss triangular yang 3 dimensi tersebut mempunyai lebar bentang 62,4
meter dan kantilever sepanjang 18,7 meter. Tiap truss tersebut menopang pada dua pasang pipa baja yang membesar di
bagian tengah dan menipis pada kedua ujungnya. Sepasang pipa baja disokong oleh
kolom beton bertulang pre-cast pada
sisi kanannya, sementara yang sepasang lagi disokong oleh kolom pada sisi
kirinya. Dengan begitu setiap truss
ditopang oleh dua buah kolom, kecuali truss
di kedua ujung bangunan yang hanya ditopang oleh satu sisi kolom sementara sisi
lainnya menjadi kantilever.
Karena truss pada Hamburg Airport
terdapat tujuh buah, maka diperlukan enam buah kolom pada satu sisi penopang truss, sehingga seluruhnya, pada kedua
sisi truss, maka pada bangunan ini terdapat 12 kolom utama. Kolom-kolom ini
memiliki tinggi yang berbeda pada sisi berseberangan sebab bangunan ini atapnya
membentuk kurva yang sisi satunya sangat tinggi sehingga interiornya terlihat
megah dan menjadi tiga lantai di sisi tersebut. Sementara sisi yang berlawanan kurvanya
melandai dan terlihat menyatu dengan dinding atas lantai satu. Untuk
memunculkan kesan monumental namun tetap manusiawi tersebut, maka perbedaan
elevasi antar kolom yang berseberangan menjadi tinggi. Tinggi kolom pada pintu
masuk utama hanya setinggi satu lantai sementara kolom seberang tiga lantai.
Antara truss dengan pipa baja disambung dengan
menggunakan sambungan sendi dengan pipa baja yang memipih di ujung sambungan.
Sambungan antara pipa baja dengan kolom menggunakan sambungan sendi. Karena
pada umumnya masing-masing kolom menahan dua pasang pipa baja, maka untuk
menyambungkan ke empat pipa baja tersebut perlu sambungan khusus yang dinamakan
bottom chord. Bottom chord ini terbuat dari baja, merupakan titik bercabang empat
plat yang dilubangi pada tiap bagian tengah plat. Lubang ini disatukan dengan
lubang pada pipa baja yang pipih lalu di’ikat’ dengan baut tegang dan pin
sehingga menjadi sambungan sendi yang masih dapat bergerak jika mengalami
pemuaian material. Ini membuat pemuaian tidak menyebabkan rusaknya struktur. Selain
itu, antar batang pipa baja truss
disambung dengan dilas secara rapi sehingga terlihat menyatu.
Sebagai
penutup atapnya, dipakai material sejenis corrugated metal sheet yang fleksibel
dan dapat membentuk kurva. Penutup atap ini bertumpu pada gording baja
berbentuk kotak (jenisnya tidak terlihat pada gambar) yang menempel di atas
titik-titik hubung truss. Pada tiap truss, antara garis truss yang menyentuh bagian atap berpenutup atap transparan
sehingga cahaya dapat masuk dan berfungsi sebagai skylight. Penutup atap
transparan dari kaca ini strukturnya diperkuat dengan rangka baja yang lebih
rapat tepat di bawah kaca untuk menahan material kaca yang lebih berat.
Penggunaan
truss pada struktur atap airport ini memang tepat karena truss yang tersusun
dari segitiga-segitiga mempunyai konfigurasi yang paling stabil. Truss tersebut
juga cocok untuk bentang lebar dengan tampilan yang ringan, simple dan elegan setara dengan
modernitas yang ingin dimunculkan pada bangunan ini. Rangka batang (truss)
adalah susunan elemen-elemen linear yang membentuk segitiga atau kombinasi
segitiga sehingga menjadi bentuk rangka yang tidak dapat berubah bentuk apabila
diberi beban eksternal tanpa adanya perubahan bentuk pada satu atau lebih
batangnya.Prinsip utama yang mendasari penggunaan rangka batang sebagai
struktur pemikul beban adalah penyusunan elemen menjadi konfigurasi segitiga hingga
menjadi bentuk stabil. Pada rangka batang ruang, bentuk dasarnya adalah
tetrahedron. Karena pada Hamburg
Airport bentuk truss nya ada yang tidak segitiga
(persegi-pada bagian atas), maka pada tiap titik hubung tetap harus dapat
mempertahankan hubungan geometris yang tetap dengan titik hubung lainnya untuk
beban yang bekerja pada titik sembarang pada struktur.
Gaya-gaya
yang timbul pada batang truss ini
dapat dianalisis dengan meninjau keseimbangan ruang potongan rangka truss. Pada trusstiga dimensi ini,
jumlah gaya horizontal keselurughan, gaya vertikal keseluruhan
dan momen keseluruhan harus sama dengan nol. Ini menunjukkan struktur stabil
dan seimbang. Pada struktur ini, yang mempengaruhi kestabilan struktur bukan
hanya geometri truss dan besaran
penampangnya, tetapi dimensi fisiknya juga sangat berpengaruh. Karena
mempengaruhi distribusi beban pada truss sehingga
mempengaruhi lokasi titik-titik hubung pada
truss. Sebenarnya mengenai truss
ini dibutuhkan pendesain truss secara
detail yang khusus karena menuntut kepresisian dan keakuratan maka diserahkan
kepada ahli rangka atap baja dan arsitek hanya perlu mengetahui garis besar
kerja sistemnya. Setiap batang harus mampu memikul gaya maksimum (kritis) yang mungkin terjadi
sehingga setiap batang dapat saja dirancang untuk kondisi beban yang
berbeda-beda. Batang tarik dapat berpenampang melintang lebih kecil dari gaya tekan dengan besar gaya yang sama. Sebab untuk batang tarik luas
penampang min=gaya
tarik/tegangan izin sementara pada batang tekan harus dipikirkan kemungkinan buckling. Pada truss di airport ini kurang terlihat perbedaan dimensi antara
batang tekan dan tarik.
Setiap
titik kumpul berada dalam keseimbangan rotasional dan translasional agar
seimbang. Sementara itu, pada truss Hamburg Airport, batang diagonal pada
persegi (gambar bawah) yang membentuk segitiga ditiadakan karena mempunyai gaya
nol sehingga tidak terlalu berpengaruh pada kestabilan truss.
Pada Hamburg Airport
ini secara garis besar dapat dianalisis bahwa gaya-gaya baik dari beban
eksternal seperti gaya
angin maupun berat struktur itu sendiri ditumpu oleh truss tiga dimensi dengan bentuk kurva. Gaya tersebut terdistribusi pada tiap batang
truss sebelum disalurkan ke pipa baja
berpasangan yang kemudian menyalurkan gayanya ke kolom utama untuk disalurkan
ke tanah. Pada umumnya tiap kolom menerima beban dari dua truss tetapi beban tiap truss
ditumpu berdua dengan kolom lain di sebelahnya. Maka tiap kolom pada
kenyataannya menerima beban sebesar satu truss.
Truss
mempunyai kemungkinan tekuk lateral yang melibatkan sebagian struktur jika
berdiri bebas (free standing). Maka
itu pada truss airport ini semua batang tepi atas dibuat lebar agar memberi
ketahanan terhadap tekuk lateral.Selain batang pada tepi atas, adanya gording
juga membantu agar batang tahan terhadap tekuk lateral.
Referensi
Asensio Cerver,
Francisco. The Architecture of Stations and Terminals.1997.New York: Hearst Books International.
Edwards, Brian. The
Modern Terminal.1998. Great
Britain: West Street.
Schodek, Daniel L.
Struktur. 1998. Bandung:
Refika Aditama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar